Buku Carita Parahiyangan ini merupakan ringkasan dalam bahasa Indonesia dari lima naskah susunan Pangeran Wangsakerta— salah seorang pangeran Cirebon, yang hidup sekitar pertengahan abad ke-17, keturunan Sunan Gunung Jati pendiri kesultanan Cirebon. Naskah yang aslinya berbahasa dan beraksara Jawa-Cirebon ini merupakan pengisi dan perluasan dari naskah berjudul sama susunan Pangeran Geusan Ulun, penguasa Sumedanglarang masa sebelum Wangsakerta.
Carita Parahiyangan adalah naskah sejarah tradisional Sunda yang menceritakan secara kronologis dua kerajaan besar di Tatar Parahiyangan: Sunda dan Galuh. Kedua kerajaan selalu bersaing berebut pengaruh termasuk atas kerajaan-kerajaan lainnya di Tatar Parahiyangan. Cerita dimulai dengan masa awal kerajaan Galuh yang dicikalbakali oleh Wretikandayun (kira-kira paro abad ke-5) dan diakhiri dengan runtuhnya kerajaan Sunda pada tahun 1579 M akibat peperangan dengan pasukan Muslim Banten dan Cirebon. Waktu itu kerajaan Sunda diperintah oleh Prabhu Suryakencana. Kerajaan di Jawa bagian barat lainnya, yaitu Tarumanagara dan Salakanagara, dua kerajaan sebelum Sunda dan Galuh, menceritakan terpisah dalam naskah yang kelima.
Kiblat Buku Utama, 2022; 14,5 x 21 cm; 84 hal; Softcover
Carita Parahiyangan adalah naskah sejarah tradisional Sunda yang menceritakan secara kronologis dua kerajaan besar di Tatar Parahiyangan: Sunda dan Galuh. Kedua kerajaan selalu bersaing berebut pengaruh termasuk atas kerajaan-kerajaan lainnya di Tatar Parahiyangan. Cerita dimulai dengan masa awal kerajaan Galuh yang dicikalbakali oleh Wretikandayun (kira-kira paro abad ke-5) dan diakhiri dengan runtuhnya kerajaan Sunda pada tahun 1579 M akibat peperangan dengan pasukan Muslim Banten dan Cirebon. Waktu itu kerajaan Sunda diperintah oleh Prabhu Suryakencana. Kerajaan di Jawa bagian barat lainnya, yaitu Tarumanagara dan Salakanagara, dua kerajaan sebelum Sunda dan Galuh, menceritakan terpisah dalam naskah yang kelima.
Kiblat Buku Utama, 2022; 14,5 x 21 cm; 84 hal; Softcover